Allah
Subhanahu Wata’aala berfirman :
“Tidak
ada satu makhluk melatapun di muka bumi kecuali Allah yang menanggung
rezekinya, dan Dia yang mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)”
(Huud : 6)
“Sesungguhnya
seorang jiwa tidak akan wafat sebelum Allah menyempurnakan semua rizkinya, maka
hendaklah kalian bertakwa kepada Allah dan memperbaiki cara mencari rizki
tersebut”. (Al Hadits)
Dalam
menjalani kehidupan, seorang hamba seharusnya meyakini bahwa rizkinya telah
ditetapkan oleh Allah. Apabila rizkinya habis, maka dia tidak mungkin hidup di
dunia lagi.
Golongan
Manusia Dalam Menyikapi Mencari Rezeki
-
Berlebih-lebihan
Menganggap
bahwa rizki nya datang dari kepandaian dirinya sendiri, tidak pernah berharap
kepada Allah. Bahkan menghalalkan apa yang diharamkan Allah. Dalam hadits
diatas disebutkan untuk bertakwa kepada Allah dan memperindah cara mencarinya
sesuai tuntunan yang halal dalam syariat dalam mencari nafkah.
-
Menyepelekan
Menganggap
bahwa rizkinya akan datang dengan sendirinya tanpa perlu dicari. Walaupun rizki
sudah ditetapkan oleh Allah, akan tetapi Nabi tetap memerintahkan kita untuk
memperbagus cara mencari rizki.
Manfaat
Bagi Seorang Manusia bila Ia Mengetahui Cara Menambah (Kelapangan)
Rezeki, maka ia akan :
·
Lurus dalam mencarinya
·
Seimbang dalam mencari
·
Dibukakan pintu rahmat
·
Menambah tawakal
·
Memperkuat ibadah
·
Memperindah cara mencari rezeki
Dua
Belas Sebab Dilapangkannya Rizki Seorang Hamba
1.
Banyak Memohon Ampun
“Maka
aku (Nabi Nuh) katakan kepada mereka: “Mohonlah ampunlah kepada Rabb kalian,
-sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat (melimpah ruah membawa kebaikan), dan membanyakkan harta
dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai (yang penuh dengan kebaikan dan manfaat).”
(Nuh 10 – 12)
“Dan
(Nabi Hud berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabb-mu lalu bertobatlah
kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras (yang membawa
kebaikan) atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu (yang
sudah kalian miliki), dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.”
(Huud : 52)
Imam
Al-Hasan Al-Bashri pernah mendapat pengaduan bahwa manusia ditimpa kelaparan
dan beliau memberikan solusi untuk memohon ampun kepada Allah. Begitu juga
permasalahan lain yang menimpa manusia seperti kemiskinan dan kurangnya
keturunan. Saat beliau ditanya kenapa melakukannya, maka beliau membawakan ayat
di atas.
2.
Menjaga diri di atas ketakwaan
Pengertian
takwa adalah mengerjakan segala perintah Allah sesuai dengan yang diperintahkan
dengan mengharap pahala, serta menjauhi larangan Allah yang telah ditentukan
karena takut akan adzab-Nya. Karena dengan ketakwaan inilah seseorang akan
dijamin riskinya oleh Allah.
“Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”
(Ath Thalaaq : 2-3)
Sebagian
ulama mengatakan bahwa dengan ketakwaan seseorang tidak akan menjadi faqir.
Karena Allah akan memberinya kecukupan baik dari sisi dhahir (lahir) ataupun
kecukupan yang lebih besar dari sisi bathin tatkala seseorang bertakwa dengan
sebenar-benar ketakwaan. Inilah hakikat dari makna kecukupan, yaitu seseorang
akan merasa tenang dengan yang sedikit dan merasa lebih dengan apa yang
dianggap kurang oleh manusia.
Diriwayatkan
dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,
“Bukanlah
kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tapi kekayaan adalah yang ada di
hati”
(HR. Bukhari Muslim)
3.
Bertawakal kepada Allah
Diriwayatkan
dari sahabat Umar bin Khaththab bahwa Rasulullah bersabda, “Andaikata
kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, sungguh kalian
akan Kami beri rizki sebagaimana burung diberi rizki. Di pagi hari keluar dalam
keadaan perut kosong dan kembali dalam keadaan kenyang.”
(HR Ahmad)
Rasulullah
memberikan contoh tawakal dengan burung karena burung tersebut tidak memiliki
simpanan makanan. Akan tetapi walaupun dengan kondisi yang demikian, dia di
pagi hari keluar mencari riski dalam keadaan perut kosong dan di sore harinya
sudah kenyang. Dan burung tersebut tidak hanya berdiam diri di sarangnya, akan
tetapi keluar mencari rizki.
Rukun
(syarat) agar sikap tawakal terwujud secara nyata/benar :
1.
Menyerahkan urusannya kepada Allah
2.
Menjalani sebab-sebab untuk mencapai tujuan
tersebut
3.
Meyakini apabila kenikmatan tersebut datang
semuanya adalah semata dari Allah
Contoh:
Seseorang yang sakit menyerahkan urusan sakitnya kepada Allah, akan tetapi dia
tetap berobat, berusaha menyembuhkan penyakitnya. Akan tetapi setelah sembuh
dia harus mengatakan bahwa kesembuhannya merupakan karunia dari Allah.
4.
Menyibukkan diri dengan ibadah
Diriwayatkan
dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah mengabarkan bahwa Allah berfirman
dalam hadits Qudsi, “Wahai Hamba-hambaku,
hendaknya kalian memenuhi waktu (konsentrasi) dengan ibadah, kalau kalian
melakukannya Aku akan memenuhi dada kalian dengan kekayaan, dan Aku akan
menutupi kefakiran kalian. Kalau kalian tidak melakukannya, Aku akan memenuhi
dada kalian dengan kesibukan dan Aku tidak akan menutup kefakiran kalian.”
Maka
hendaknya seorang hamba menyibukkan dirinya dengan ibadah dan tetap berusaha
mencari rizkinya. Karena dengan berkonsentrasi terhadap ibadah inilah yang akan
mempermudah seseorang dalam mencari rizki.
5.
Mensyukuri nikmat-Nya
Allah
berfirman, “Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan; “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(Ibrahim : 7)
Rukun
untuk mensyukuri kenikmatan :
·
Memuji Allah dengan lisannya
·
Mengakui dalam hati bahwa semua nikmat
tersebut datang dari-Nya. Apapun kenikmatan yang datang kepada kalian maka itu
datangnya dari Allah (An-Nisaa : 79)
·
Menggunakan kenikmatan tersebut dalam
ketaatan
6.
Istiqomah diatas agama
Allah
berfirman,
“Dan
bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama
Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar
(rezeki yang banyak).” (Al-Jin : 16)
7.
Menyambung ibadah haji dan umrah
Rasulullah
bersabda,
“Terus-meneruslah
kalian menyambung antara pelaksanaan haji dan umrah, sebab kedua ibadah ini
menggugurkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana api menggugurkan karat di
besi”.
8.
Menyambung silaturahmi
Diriwayatkan
dari sahabat Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda,
“Barang siapa yang senang Allah luaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya,
hendaknya dia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari Muslim)
9.
Berinfaq dengan pemberian dari Allah
Allah
berfirman dalam hadits Qudsi, “Wahai anak adam
berinfaklah, maka aku akan berinfaq kepadamu”
Diriwayatkan
dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak
ada satu haripun yang berlalu kecuali ada dua malaikat yang turun, satu
malaikat berkata, Ya Allah, berilah kepada orang yang berinfak di hari ini
ganti untuknya. Dan malaikat yang lainnya berkata, Ya Allah berikanlah kerugian
kepada orang yang tidak berinfak di hari ini.”
(HR. Bukhari Muslim)
Diriwayatkan
dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya
shodaqoh itu tidak pernah mengurangi harta.”
(HR. Bukhari Muslim)
Allah
berfirman,
“Apapun yang kalian infaqkan dari sesuatu, maka Dialah yang akan menggantinya,
dan Dialah sebaik-baik pemberi rizki.” (Saba’ : 39)
10.
Berinfaq kepada penuntut ilmu
Diriwayatkan
dari sahabat Anas bin Malik bahwa datang seorang lelaki kepada Rasulullah
mengadukan saudaranya yang belajar kepada Rasulullah dan tidak bekerja, maka
dijawab oleh Nabi,
“Barangkali
kamu mendapat rizki dikarenakan saudaramu.”
(HR. Imam Ahmad)
Keberadaan
penuntut ilmu ditekankan dalam syariat, karena dengan mereka umat Islam akan
mendapatkan manfaat yang sangat banyak.
11.
Berbuat baik kepada orang-orang yang lemah
Diriwayatkan
dari sahabat Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda,
“Tidaklah
kalian itu mendapatkan rizki dan mendapatkan pertolongan kecuali kalau kalian
berbuat baik terhadap orang-orang yang lemah diantara kalian.”
(HR. Imam Bukhari)
12.
Menjaga shalat lima waktu
Diantara
cara menjaga shalat lima waktu :
·
Melakukannya di awal waktu yang utama
·
Apabila laki-laki maka wajin shalat berjamaah
di masjid
·
Apabila seorang kepala keluarga maka
memerintahkan anggota keluarganya untuk mengerjakan shalat
Allah
berfirman, “Dan
perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu
dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi
rezeki kepada kalian. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertakwa.”
(Thaahaa : 132)
Ibnu
Katsir menafsirkan ayat di atas bahwa apabila seseorang memerintahkan
keluarganya untuk mengerjakan shalat dan bersabar terhadapnya, maka dia akan
dikaruniakan rizky dari arah yang tidak pernah dia sangka.
SUMBER
: Kunci-kunci Rizki, Khutbah Jumat oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad
Sunusi